UPAYA
MENGATASI LAMBATNYA BONGKAR MUAT FELDSPAR CURAH DI ATAS KAPAL MV. JADE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk dapat menambah efisiensi dan
keamanan barang yang menggunakan transportasi laut.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak
oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1.Dosen pengajar metodologi penelitian.
2.Rekan-rekan angkatan 49
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.
Semarang,
juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENBDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah................................................................................................... 4
B. Rumusan
masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan
penelitian........................................................................................................... 5
D. Lingkup
bahasan............................................................................................................. 5
E. Metodologi
penelitian.................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN
TEORI
A. Proses
sandar kapal belum tepat waktu.......................................................................... 6
B. Kurangnya
koordinasi dalam proses pembongkaran muatan feldspar curah..................... 6
C. Tidak
adanya ship crane.................................................................................................. 7
D. Buka
tutup palkah harus satu persatu ............................................................................. 7
E. Sarana
pengangkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan..................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Identifikasi
masalah........................................................................................................ 8
B. Tinjauan
teoritis............................................................................................................. 10
C. Analisis
pemecahan masalah secara teoritis..................................................................... 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................................. 14
C. Lampiran........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kapal laut adalah
sarana angkutan laut yang sampai saat ini masih dianggap lebih efisien dan
ekonomis di dalam pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain atau
dari suatu negara ke negara lain karena kemampuan memuatnya yang besar yang
belum dimiliki oleh moda transportasi yang lain. Dalam perkembangannya kapal
laut dapat dibedakan menurut typenya atau menurut jenis muatan yang
diangkutnya, salah satunya adalah kapal curah atau Bulkcarrier, yaitu kapal
khusus yang dirancang untuk mengangkut muatan curah, misalnya : feldspar,
jagung, gandum, batubara, beras, biji-biji besi, makanan ternak dan lain
sebagainya.
Proses pembongkaran muatan curah khususnya feldspar, sering mengalami keterlambatan, hal ini akan menurunkan efektifitas kerja sehinggga menimbulkan kerugian baik waktu maupun materi. Keadaan ini sering terjadi dan dialami oleh karyawan ketika bekerja di atas kapal MV. JADE.
Penulis mengambil judul dalam makalah ini adalah : “ UPAYA MENGATASI LAMBATNYA BONGKAR MUAT FELDSPAR CURAH DI ATAS
Proses pembongkaran muatan curah khususnya feldspar, sering mengalami keterlambatan, hal ini akan menurunkan efektifitas kerja sehinggga menimbulkan kerugian baik waktu maupun materi. Keadaan ini sering terjadi dan dialami oleh karyawan ketika bekerja di atas kapal MV. JADE.
Penulis mengambil judul dalam makalah ini adalah : “ UPAYA MENGATASI LAMBATNYA BONGKAR MUAT FELDSPAR CURAH DI ATAS
KAPAL MV.JADE “.
B. Perumusan
masalah
Di beberapa negara,
Feldspar merupakan sebuah hasil pemasukan devisa yang besar untuk ekspor ke
luar negeri. Cina adalah salah satu negara pengekspor felsdpar terbesar di
dunia.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan proses pembongkaran felsdpar di Kapal MV.JADE dengan beberapa permasalahan yang menyebabkan keterlambatan proses pembongkaran dan penanggulangan keterlambatan tersebut. Informasi yang akan disampaikan dalam makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi jika terjadi permasalahan yang sama yang terjadi di kapal curah lain. Harapan penulis jika informasi dalam memecahan permasalahan keterlambatan pembongkaran muatan feldspar curah dapat segera dilakukan maka proses pembongkaran akan berjalan lancar dan teratur sesuai yang diharapkan sehingga akan terhindar dari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan proses pembongkaran felsdpar di Kapal MV.JADE dengan beberapa permasalahan yang menyebabkan keterlambatan proses pembongkaran dan penanggulangan keterlambatan tersebut. Informasi yang akan disampaikan dalam makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi jika terjadi permasalahan yang sama yang terjadi di kapal curah lain. Harapan penulis jika informasi dalam memecahan permasalahan keterlambatan pembongkaran muatan feldspar curah dapat segera dilakukan maka proses pembongkaran akan berjalan lancar dan teratur sesuai yang diharapkan sehingga akan terhindar dari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
C. Tujuan
penelitian
Tujuan penulisan
makalah ini adalah selain sebagai TUGAS MANDIRI juga merupakan salah satu upaya
untuk mengembangkan dan meningkatkan wawasan yang berkemampuan secara ilmiah
dan profesional.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap kepentingan dunia akademik antara lain adalah dengan mengetahui strategi pemecahan masalah keterlambatan pembongkaran feldspar curah di kapal curah diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori operasi manajemen pembongkaran di kapal curah.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap dunia praktisi antara lain adalah dapat memberikan informasi pada orang-orang atau pekerja kapal curah agar apabila hal-hal yang tidak diinginkan terutama lambatnya proses pembongkaran feldspar pada kapal curah yang bersifat merugikan terjadi, maka dapat dihindari seminimal mungkin atau dikurangi kerugiannya. Diharapkan juga agar informasi ini akan menambah kelancaraan dan berjalan dengan baiknya proses pembongkaran muatan felsdpar pada kapal curah.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap kepentingan dunia akademik antara lain adalah dengan mengetahui strategi pemecahan masalah keterlambatan pembongkaran feldspar curah di kapal curah diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang teori operasi manajemen pembongkaran di kapal curah.
Manfaat penulisan makalah ini terhadap dunia praktisi antara lain adalah dapat memberikan informasi pada orang-orang atau pekerja kapal curah agar apabila hal-hal yang tidak diinginkan terutama lambatnya proses pembongkaran feldspar pada kapal curah yang bersifat merugikan terjadi, maka dapat dihindari seminimal mungkin atau dikurangi kerugiannya. Diharapkan juga agar informasi ini akan menambah kelancaraan dan berjalan dengan baiknya proses pembongkaran muatan felsdpar pada kapal curah.
D. Lingkup
bahasan
Mengingat pengertian yang terkandung dalam judul makalah ini
masih luas dan karena keterbatasan waktu yang tersedia dalam pembuatan makalah
ini, maka penulis membatasi penjabaran makalah ini pada faktor-faktor penyebab
keterlambatan proses pembongkaran muatan feldspar curah di kapal MV. JADE, dan
cara mengatasinya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain yaitu proses sandar
kapal yang belum tepat waktu, kurangnya koordinasi dalam proses pembongkaran
muatan, tidak adanya ship crane atau keran kapal , proses buka tutup palkah harus
satu persatu dan sarana angkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan lalu
lintas.
E. Metodologi
penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini
penulis memperoleh data dengan mengumpulkan data-data yang dilakukan dengan
cara :
1.
Metode pengumpulan data
a) Riset kepustakaan, yaitu penelitian yang
dilakukan melalui sumber kepustakaan untuk membangun kerangka teoritis
sumber-sumber kepustakaan berupa buku-buku teks
b) Metode analisis data yaitu metode yang di
gunakan untuk memecahkan persoalan mengenai faktor-faktoryang mempengaruhi
kelencaran penanganan muatan ekspor menggunakan metode deskripotif kualitatif.
Metode
deskriptif kualitatif dilakukan dengan menggunakan teori yang berkaitan yakni,
dengan menggambarkan atau mendiskripsikan objek yang di teliti dengan dilihat
dari beberapa periode tertentu.
BAB
III
LANDASAN
TEORI
A. Proses
sandar kapal belum tepat waktu
Kapal MV.JADE setibanya di pelabuhan
tidak selalu langsung sandar tetapi terlebih dahulu berlabuh jangkar . Setelah
selesai labuh jangkar pihak kapal MV. JADE harus menunggu informasi dari agen
dan otoritas pelabuhan mengenai jadwal untuk kapal bisa memasuki pelabuhan,
sandar atau terikat di buoy (moored) untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
muatan. Hal ini mengakibatkan terlambatnya proses clearance in atau proses ijin
masuk pelabuhan agar kapal MV. JADE bisa segera melaksanakan kegiatan
pembongkaran muatan curah. Kapal harus menunggu pihak imigrasi, custom/bea
cukai dan karantina datang untuk kemudian mengklarifikasi dan menyatakan bahwa
kapal dalam kondisi memenuhi syarat dan siap untuk melaksanakan kegiatan
pembongkaran muatan feldspar.
Biasanya birokrasi dan proses pelaksanaan hal diatas membutuhkan waktu yang relatif lama terutama karena kapal harus menunggu jadwal untuk sandar di dermaga bongkar. Akibat dari hal tersebut adalah terlambatnya kegiatan pembongkaran di atas kapal MV. JADE.
Biasanya birokrasi dan proses pelaksanaan hal diatas membutuhkan waktu yang relatif lama terutama karena kapal harus menunggu jadwal untuk sandar di dermaga bongkar. Akibat dari hal tersebut adalah terlambatnya kegiatan pembongkaran di atas kapal MV. JADE.
B. .
Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran Muatan Feldspar Curah
Koordinasi sangatlah mendukung
kelancaran dalam suatu kegiatan, termasuk dalam proses pembongkaran muatan di
suatu kapal curah. Adapun koordinasi yang biasannya dilakukan dalam kapal curah
MV. JADE adalah mengadakan pembicaraan-pembicaraan mengenai apa yang akan
dilakukan nanti.
Koordinasi antara kapal MV. JADE dengan pihak perusahaan gunanya untuk mengetahui karakteristik muatan yang akan dibongkar. Sedangkan koordinasi antara sesama crew atau orang-orang yang berkepentingan langsung dengan pelaksanaan pembongkaran muatan, contohnya disini kerja sama atau koordinasi antara ABK dengan Mualim Satu sebagai penanggungjawab bongkar muat dan koordinasi antara Mualim Satu dengan Foreman / Mandor kerja di atas kapal.
Peranan koordinasi kerja ini sangat perlu karena pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah adalah merupakan kerja team (team work), sehingga semua pekerja yang berkepentingan disini haruslah searah, seide, seinspirasi dan kompak. Koordinasi atau kerjasama antara Mualim Satu dengan pihak Surveyor juga sangat penting mengingat sebelum melakukan pembongkaran muatan selalu dilakukan Draft Survey.
Koordinasi yang kurang di atas kapal MV. JADE akan menyebabkan kurangnya ketelitian dan kurang maksimalnya jalannya pelaksanaan pembongkaran muatan, yang akan menimbulkan keterlambatan dan ketidaksinambungan. Hal ini menjadi suatu hal yang merugikan.
Koordinasi antara kapal MV. JADE dengan pihak perusahaan gunanya untuk mengetahui karakteristik muatan yang akan dibongkar. Sedangkan koordinasi antara sesama crew atau orang-orang yang berkepentingan langsung dengan pelaksanaan pembongkaran muatan, contohnya disini kerja sama atau koordinasi antara ABK dengan Mualim Satu sebagai penanggungjawab bongkar muat dan koordinasi antara Mualim Satu dengan Foreman / Mandor kerja di atas kapal.
Peranan koordinasi kerja ini sangat perlu karena pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah adalah merupakan kerja team (team work), sehingga semua pekerja yang berkepentingan disini haruslah searah, seide, seinspirasi dan kompak. Koordinasi atau kerjasama antara Mualim Satu dengan pihak Surveyor juga sangat penting mengingat sebelum melakukan pembongkaran muatan selalu dilakukan Draft Survey.
Koordinasi yang kurang di atas kapal MV. JADE akan menyebabkan kurangnya ketelitian dan kurang maksimalnya jalannya pelaksanaan pembongkaran muatan, yang akan menimbulkan keterlambatan dan ketidaksinambungan. Hal ini menjadi suatu hal yang merugikan.
C. Tidak
Adanya Ship Crane atau Keran Kapal
Ship crane atau keran kapal adalah
alat yang digunakan untuk melaksanakan bongkar muat khususnya memindahkan
muatan dari atau ke atas palkah. Ship crane ini sangat penting dan merupakan
salah satu alat yang sebenarnya harus ada untuk memperlancar pelaksanaan proses
pembongkaran muatan.
Kapal MV. JADE tidak ada fasilitas ship crane atau keran kapal sehingga otomatis proses pembongkaran muatan akan memakan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih banyak jika dibandingkan apabila dalam suatu kapal dilengkapi dengan ship crane / keran kapal.
Kapal MV. JADE tidak ada fasilitas ship crane atau keran kapal sehingga otomatis proses pembongkaran muatan akan memakan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya yang lebih banyak jika dibandingkan apabila dalam suatu kapal dilengkapi dengan ship crane / keran kapal.
D. Buka
Tutup Palkah Harus Satu Persatu
Untuk membuka tutup palkah di kapal
MV. JADE harus dilakukan satu persatu karena bentuk tutup palkahnya berupa
hatch cover pontoon / tutup palkah yang terpisah satu dengan yang lain .
Tutup palkah ini harus dibuka dengan mengangkat tutup palkah satu persatu kemudian ditumpuk ke bagian palkah yang lain yang tidak sedang ada kegiatan pembongkaran/ pemuatan dengan menggunakan pontoon crane/ keran palka yang ada di kapal.
Buka tutup palkah yang harus satu persatu itu memakan waktu yang lama dan kurang efektif dan efisien sehingga menjadi salah satu sebab keterlambatan pembongkaran muatan feldspar di kapal MV. JADE
Tutup palkah ini harus dibuka dengan mengangkat tutup palkah satu persatu kemudian ditumpuk ke bagian palkah yang lain yang tidak sedang ada kegiatan pembongkaran/ pemuatan dengan menggunakan pontoon crane/ keran palka yang ada di kapal.
Buka tutup palkah yang harus satu persatu itu memakan waktu yang lama dan kurang efektif dan efisien sehingga menjadi salah satu sebab keterlambatan pembongkaran muatan feldspar di kapal MV. JADE
E. Sarana
Pengangkut Yang Kurang Efektif Dan Kendala Kemacetan
Pada saat pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE seringkali sarana pengangkut biasanya truk dari dan ke dermaga kurang lancar. Hal ini sering terjadi karena keadaan lalu lintas dari pelabuhan pembongkaran menuju ke tempat penampungan ataupun pabrik pengolahan feldspar curah jauh dan sering terjadi kemacetan lalu lintas.
Kendala sarana trasportasi diatas merupakan salah satu faktor penyebab lambatnya proses bongkar muatan felsdpar di kapal MV. JADE
Pada saat pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE seringkali sarana pengangkut biasanya truk dari dan ke dermaga kurang lancar. Hal ini sering terjadi karena keadaan lalu lintas dari pelabuhan pembongkaran menuju ke tempat penampungan ataupun pabrik pengolahan feldspar curah jauh dan sering terjadi kemacetan lalu lintas.
Kendala sarana trasportasi diatas merupakan salah satu faktor penyebab lambatnya proses bongkar muatan felsdpar di kapal MV. JADE
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Identifikasi Masalah
Masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang terjadi saat
pelaksanaan pembongkaran muatan feldspar curah di kapal curah MV. JADE ada 5
(lima) macam. Hal tersebut diakibatkan oleh faktor ekternal dan internal.
Tidak maksimalnya pengawasan dan pengetahuan tentang pembongkaran muatan, adanya kongesti pelabuhan juga kekurangan peralatan penunjang pembongkaran muatan di atas kapal menjadi sebagian faktor mencetus dari timbulnya masalah pada proses lambatnya pembongkaran muatan di atas kapal MV. JADE. Masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang berhasil diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
Tidak maksimalnya pengawasan dan pengetahuan tentang pembongkaran muatan, adanya kongesti pelabuhan juga kekurangan peralatan penunjang pembongkaran muatan di atas kapal menjadi sebagian faktor mencetus dari timbulnya masalah pada proses lambatnya pembongkaran muatan di atas kapal MV. JADE. Masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang berhasil diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Proses
Sandar Kapal Belum Tepat Waktu
Untuk menjamin berjalannya proses pembongkaran muatan yang tepat waktu pada kapal MV. JADE maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan berdasarkan dari temuan pada kondisi saat ini. Karena seringnya kapal harus berlabuh dan menunggu jadwal untuk sandar atau terikat di buoy (moored) sehingga clearance in atau ijin masuk dan sebagainya menjadi terlambat yang berakibat pada terlambatnya kegiatan pembongkaran muatan.
Diharapkan kepada pihak keagenan kapal pada pelabuhan pembongkaran muatan agar mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal sehingga pada saat kapal tiba di pelabuhan tidak perlu lagi harus berlabuh jangkar dan menunggu dalam waktu yang lama untuk disandarkan dan melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Persiapan administrasi kapal dan muatan juga harus disiapkan sedini mungkin sebelum kapal tiba di pelabuhan. Hal ini akan sangat baik sekali bagi perusahaan pelayaran mengingat kelancaran kegiatan pembongkaran muatan adalah salah satu bagian yang penting untuk mencapai keuntungan perusahaan yang lebih meningkat lagi.
Untuk menjamin berjalannya proses pembongkaran muatan yang tepat waktu pada kapal MV. JADE maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan berdasarkan dari temuan pada kondisi saat ini. Karena seringnya kapal harus berlabuh dan menunggu jadwal untuk sandar atau terikat di buoy (moored) sehingga clearance in atau ijin masuk dan sebagainya menjadi terlambat yang berakibat pada terlambatnya kegiatan pembongkaran muatan.
Diharapkan kepada pihak keagenan kapal pada pelabuhan pembongkaran muatan agar mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal sehingga pada saat kapal tiba di pelabuhan tidak perlu lagi harus berlabuh jangkar dan menunggu dalam waktu yang lama untuk disandarkan dan melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Persiapan administrasi kapal dan muatan juga harus disiapkan sedini mungkin sebelum kapal tiba di pelabuhan. Hal ini akan sangat baik sekali bagi perusahaan pelayaran mengingat kelancaran kegiatan pembongkaran muatan adalah salah satu bagian yang penting untuk mencapai keuntungan perusahaan yang lebih meningkat lagi.
2. Kurangnya
Koordinasi Dalam Proses Pembongkaran Muatan feldspar curah
Pentingnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak darat ataupun antara sesama pekerja di kapal MV JADE sangat penting dalam menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal. Pada saat draft survey diperlukan kerjasama yang baik antara Mualim Satu yang dibantu oleh ABK (Anak Buah Kapal) dengan pihak Surveyor ataupun dengan Foreman (mandor) sehingga kegiatan pembongkaran muatan segera bisa dilaksanakan.
Koordinasi antara Mualim jaga dengan ABK juga sangat penting mengingat pada saat pembongkaran muatan feldspar curah seringkali dilaksanakan buka tutup palkah dan penggeseran tutup palkah ke palkah lain yang tidak sedang dilakukan kegiatan pembongkaran muatan.
Pengaturan air ballast yang diatur oleh Mualim Satu dan dikerjakan oleh ABK dalam hal ini Bosun juga penting diperhatikan sebab jika pengisian atau pemompaan ballast air ballast terlambat dapat mengakibatkan kapal terlalu dongak sehingga akan menimbulkan susahnya tutup palkah dibuka atau dipindahkan sehingga proses pembongkaran muatan menjadi terlambat. Untuk itu diharapkan kerjasama antara Mualim dengan ABK dan dengan pihak darat baik surveyor ataupun foreman (mandor) sangat penting sekali sehingga menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal MV. JADE.
Pentingnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak darat ataupun antara sesama pekerja di kapal MV JADE sangat penting dalam menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal. Pada saat draft survey diperlukan kerjasama yang baik antara Mualim Satu yang dibantu oleh ABK (Anak Buah Kapal) dengan pihak Surveyor ataupun dengan Foreman (mandor) sehingga kegiatan pembongkaran muatan segera bisa dilaksanakan.
Koordinasi antara Mualim jaga dengan ABK juga sangat penting mengingat pada saat pembongkaran muatan feldspar curah seringkali dilaksanakan buka tutup palkah dan penggeseran tutup palkah ke palkah lain yang tidak sedang dilakukan kegiatan pembongkaran muatan.
Pengaturan air ballast yang diatur oleh Mualim Satu dan dikerjakan oleh ABK dalam hal ini Bosun juga penting diperhatikan sebab jika pengisian atau pemompaan ballast air ballast terlambat dapat mengakibatkan kapal terlalu dongak sehingga akan menimbulkan susahnya tutup palkah dibuka atau dipindahkan sehingga proses pembongkaran muatan menjadi terlambat. Untuk itu diharapkan kerjasama antara Mualim dengan ABK dan dengan pihak darat baik surveyor ataupun foreman (mandor) sangat penting sekali sehingga menunjang lancarnya proses pembongkaran muatan di atas kapal MV. JADE.
3. Tidak
Adanya Ship Crane atau Keran Kapal
Kapal jika dilengkapi dengan ship crane / keran kapal untuk menunjang kegiatan pembongkaran muatan akan baik sekali dan dapat mempercepat proses pembongkaran. Namun hal ini tidak mungkin dilaksanakan mengingat kondisi kapal yang dirancang untuk kapal curah pada kapal MV. JADE tanpa keran kapal.
Dari temuan tersebut agar proses pembongkaran muatan lancar maka adanya shore crane / keran darat sangat diperlukan. Sehingga diharapkan sebelum kapal sandar untuk kemudian melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan keran darat sudah siap di dermaga agar dapat langsung melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Dengan demikian proses pembongkaran muatan tidak lagi terlambat.
Kapal jika dilengkapi dengan ship crane / keran kapal untuk menunjang kegiatan pembongkaran muatan akan baik sekali dan dapat mempercepat proses pembongkaran. Namun hal ini tidak mungkin dilaksanakan mengingat kondisi kapal yang dirancang untuk kapal curah pada kapal MV. JADE tanpa keran kapal.
Dari temuan tersebut agar proses pembongkaran muatan lancar maka adanya shore crane / keran darat sangat diperlukan. Sehingga diharapkan sebelum kapal sandar untuk kemudian melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan keran darat sudah siap di dermaga agar dapat langsung melaksanakan kegiatan pembongkaran muatan. Dengan demikian proses pembongkaran muatan tidak lagi terlambat.
4. Buka
Tutup Palka Harus Satu Persatu
Dari temuan kondisi saat ini di atas kapal MV. JADE sulitnya kapal untuk melakukan buka tutup palkah secara bersamaan disebabkan karena pontoon crane / kran tutup palkah hanya satu. Untuk mengatasinya adalah dengan membuka tutup palkah dengan menggunakan crane darat dan tutup palkah dipindahkan atau ditumpuk di dermaga.
Apabila dibantu dengan keran darat diharapkan proses bongkar muat tidak terganggu buka tutup palkah dengan pontoon crane / keran palkah yang seringkali membutuhkan waktu yang lama.
Dari temuan kondisi saat ini di atas kapal MV. JADE sulitnya kapal untuk melakukan buka tutup palkah secara bersamaan disebabkan karena pontoon crane / kran tutup palkah hanya satu. Untuk mengatasinya adalah dengan membuka tutup palkah dengan menggunakan crane darat dan tutup palkah dipindahkan atau ditumpuk di dermaga.
Apabila dibantu dengan keran darat diharapkan proses bongkar muat tidak terganggu buka tutup palkah dengan pontoon crane / keran palkah yang seringkali membutuhkan waktu yang lama.
5. Sarana
Pengangkut Yang Kurang Efektif Dan Kendala Kemacetan
Untuk menunjang lancarnya kegiatan pembongkaran muatan feldspar curah di atas kapal MV. JADE diharapkan sarana angkut tidak mengalami kendala dalam mengangkut feldspar curah dari pelabuhan ke tempat penampungan atau pabrik pengolah. Kendala yang dihadapi biasanya adalah kemacetan lalu lintas di dalam pelabuhan itu sendiri ataupun pada saat di jalan raya.
Kendala di atas diharapkan dapat diatasi dengan cara truk-truk pengangkut armadanya dipersiapkan lebih awal dengan memperhatikan kapasitas dan waktu angkut dari dan ke pelabuhan. Perlu diperhatikan pula jumlah truk pengangkut yang harus disiapkan disesuaikan dengan melihat jumlah muatan yang akan di bongkar.
Jika harapan tersebut bisa terwujud maka proses pembongkaran feldspar di kapal MV. JADE akan berjalan dengan lancar.
Untuk menunjang lancarnya kegiatan pembongkaran muatan feldspar curah di atas kapal MV. JADE diharapkan sarana angkut tidak mengalami kendala dalam mengangkut feldspar curah dari pelabuhan ke tempat penampungan atau pabrik pengolah. Kendala yang dihadapi biasanya adalah kemacetan lalu lintas di dalam pelabuhan itu sendiri ataupun pada saat di jalan raya.
Kendala di atas diharapkan dapat diatasi dengan cara truk-truk pengangkut armadanya dipersiapkan lebih awal dengan memperhatikan kapasitas dan waktu angkut dari dan ke pelabuhan. Perlu diperhatikan pula jumlah truk pengangkut yang harus disiapkan disesuaikan dengan melihat jumlah muatan yang akan di bongkar.
Jika harapan tersebut bisa terwujud maka proses pembongkaran feldspar di kapal MV. JADE akan berjalan dengan lancar.
B.
Tinjauan teoritis
Setelah identifikasi masalah dan pembahasan masalah diatas,
selanjutnya jika kita lihat hasil proses pendekatan masalah pokok melalui
metode U.S.G maka pada dasarnya penyebab utama lambatnya proses pembongkaran
muatan feldspar di atas kapal MV. JADE adalah poses sandar kapal yang belum
tepat waktu. Dengan demikian penulis dapat mengambil masalah prioritas yang
memerlukan analisis lebih lanjut untuk memecahkan masalah tersebut adalah :
Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu
Menurut Capt. R.P. Suyono (2005) dalam bukunya SHIPPING. Pengangkutan Intermodal ekspor Impor Melalui Laut, bahwa proses sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh adanya Kongesti Pelabuhan (Port Congestion) yaitu keadaan menunggu antrian kapal yang telah selesai melakukan kegiatan di pelabuhan. Kapal dapat menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu di luar pelabuhan untuk membongkar muatannya.
Port Congestion ini akan timbul jika kapasitas penampungan pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang hendak masuk pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat barang.
Kongesti Pelabuhan ini menurut Capt R.P Suyono (2005) bisa dihindari dengan merealisasikan saran dari Bimco (The Baltic and Internatiobal Maritim Conference) yang antara lain menyarankan sebagai berikut : Membuat perencanaan yang matang, Manajemen yang baik, Meningkatkan SDM terutama tenaga Buruh, Koordinasi yang terjalin dengan baik, Lalu lintas yang teratur, Kebijakan dalam Operasional, Pemeliharaan peralatan, Prosedur penyelesaian dokumen dan Mengantisipasi pengaruh iklim.
Agar proses pembongkaran muatan di pelabuhan berjalan lancar menurut Capt. Arso Martopo (2001) dalam bukunya Penanganan Muatan menjelaskan bahwa harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan dapat selesai pada waktu yang tepat agar tidak menimbulkan waiting time, delay kapal, long hatch dan keterlambatan pasang surut air, booking dermaga/pandu, convoy di suez canal.
Menurut Capt. R.P. Suyono (2005) dalam bukunya SHIPPING. Pengangkutan Intermodal ekspor Impor Melalui Laut, bahwa proses sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh adanya Kongesti Pelabuhan (Port Congestion) yaitu keadaan menunggu antrian kapal yang telah selesai melakukan kegiatan di pelabuhan. Kapal dapat menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu di luar pelabuhan untuk membongkar muatannya.
Port Congestion ini akan timbul jika kapasitas penampungan pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang hendak masuk pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat barang.
Kongesti Pelabuhan ini menurut Capt R.P Suyono (2005) bisa dihindari dengan merealisasikan saran dari Bimco (The Baltic and Internatiobal Maritim Conference) yang antara lain menyarankan sebagai berikut : Membuat perencanaan yang matang, Manajemen yang baik, Meningkatkan SDM terutama tenaga Buruh, Koordinasi yang terjalin dengan baik, Lalu lintas yang teratur, Kebijakan dalam Operasional, Pemeliharaan peralatan, Prosedur penyelesaian dokumen dan Mengantisipasi pengaruh iklim.
Agar proses pembongkaran muatan di pelabuhan berjalan lancar menurut Capt. Arso Martopo (2001) dalam bukunya Penanganan Muatan menjelaskan bahwa harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan dapat selesai pada waktu yang tepat agar tidak menimbulkan waiting time, delay kapal, long hatch dan keterlambatan pasang surut air, booking dermaga/pandu, convoy di suez canal.
C.
Analisis pemecahan masalah secara
teoritis
Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu
Setelah mendapatkan masalah prioritas maka akan dicari penyebabnya dan masing-masing penyebab akan dicari pemecahannya. Untuk mencari penyebab penulis menggunakan Fish Bone Diagram.
Kegunaan dari Fish Bone Diagram adalah menggali akar masalah dan menampilkannya dalam hubungan sebab akibat. Sehingga setelah dibuat Fish Bone Diagram maka penulis akan menganalisa penyebab lambatnya proses pembongkaran muatan feldspar curah di kapal MV. JADE
Setelah dibuat Fish Bone Diagram maka kita bisa tahu bahwa sandar kapal belum tepat waktu yang sering kali disebabkan karena kongesti pelabuhan adalah hal yang menjadi penyebab utama dalam lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE.
Beberapa hal yang menjadi penyebab sandar kapal yang belum tepat waktu dalam Fish Bone Diagram tersebut sesuai dengan pendapat Capt. R.P. Suyono (2005), yang menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) hal yang menjadi penyebab kongesti pelabuhan tersebut, antara lain : Rencana, Manajemen, Buruh, Koordinasi, Lalulintas, Operasi, Pemeliharaan, Prosedur penyelesaian dokumen, Akibat keadaan , Fungsi dan lokasi pelabuhan.
Untuk menghindari kongesti suatu pelabuhan maka Bimco yaitu perkumpulan yang didirikan oleh sekelompok pemilik kapal menyarankan sebagai berikut :
Setelah mendapatkan masalah prioritas maka akan dicari penyebabnya dan masing-masing penyebab akan dicari pemecahannya. Untuk mencari penyebab penulis menggunakan Fish Bone Diagram.
Kegunaan dari Fish Bone Diagram adalah menggali akar masalah dan menampilkannya dalam hubungan sebab akibat. Sehingga setelah dibuat Fish Bone Diagram maka penulis akan menganalisa penyebab lambatnya proses pembongkaran muatan feldspar curah di kapal MV. JADE
Setelah dibuat Fish Bone Diagram maka kita bisa tahu bahwa sandar kapal belum tepat waktu yang sering kali disebabkan karena kongesti pelabuhan adalah hal yang menjadi penyebab utama dalam lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE.
Beberapa hal yang menjadi penyebab sandar kapal yang belum tepat waktu dalam Fish Bone Diagram tersebut sesuai dengan pendapat Capt. R.P. Suyono (2005), yang menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) hal yang menjadi penyebab kongesti pelabuhan tersebut, antara lain : Rencana, Manajemen, Buruh, Koordinasi, Lalulintas, Operasi, Pemeliharaan, Prosedur penyelesaian dokumen, Akibat keadaan , Fungsi dan lokasi pelabuhan.
Untuk menghindari kongesti suatu pelabuhan maka Bimco yaitu perkumpulan yang didirikan oleh sekelompok pemilik kapal menyarankan sebagai berikut :
1. Rencana
a) Investasi untuk dermaga-dermaga baru
harus memperhatikan daerah penyangga, keluar/masuknya ke pelabuhan dan
kemampuan operasi seperti banyaknya tenaga terlatih dan terdidik, peralatan
bongkar/muat dan ruangan gudang di dalam maupun di luar pelabuhan mampu
melayani dermaga-dermaga yang baru di buat tersebut.
b) Memaksimalkan berfungsinya
transportasi di darat
c) Tepat waktu dalam menyelesaikan
proyek-proyek pelabuhan
d) Manajemen pelabuhan harus tepat
dalam merencanakan perkembangan pelabuhan
e) Meminimalkan ikut campurnya politik
dan pejabat dalam pengambilan keputusan di pelabuhan.
2. Manajemen
a) Tenggang waktu yang cukup untuk
memegang jabatan dalam posisi yang menentukan untuk para pengatur pelabuhan
b) Pemilihan pejabat yang bewenang
dalam menejemen pelabuhan harus memperhatikan kemampuannya dalam pekerjaannya.
c) Otoritas yang cukup sebaiknya
diberikan pada direksi dan manajer untuk aksi perbaikan jika ada kesalahan.
3. Buruh
a) Terjadi hubungan yang baik dengan
buruh
b) Persoalan yang timbul biasanya
karena terlalu banyak atau sedikit buruh yang ada sehingga perlu diperhatikan
kuantitas buruh agar lebih efisien
c) Keberhasilan dalam menerapkan
pekerjaan sesuai keadaan atau kebiasaan sangat penting
d) Perlunya pelatihan untuk para buruh
terutama dalam menggunakan peralatan canggih.
4. Koordinasi
a) Koordinasi yang baik sangat
diperlukan antara pihak pemerintah dan swasta yang bekerja di lingkungan
pelabuhan
b) Perlunya konsultasi antara pemegang
kekuasaan di pelabuhan dan pemakai jasa kepelabuhanan dalam hal operasi dan perkembangan
pelabuhan.
5. Lalu
lintas
a) Mengatur lalu lintas agar teratur
b) Pelayaran-pelayaran jangka pendek
yang keluar masuk pelabuhan diperhatikan karena jika jadwal tidak diseragamkan
maka akan terjadi penumpukan kapal di pelabuhan
c) Mengefisienkan pemakaian dermaga
d) Memperhatikan pembagian yang merata
pada muatan di palka-palka, memperhitungkan tingkat kesukaran pada saat
pembongkaran
e) Penerima muatan (consignee) punya
dana dan fasilitas yang cukup untuk menerima muatan
6. Operasi
a) Dibuat kebijakan dalam pengaturan
tempat dan fasilitas penampungan agar pemakaian dermaga lebih efisien
b) Utamakan mengerjakan muatan curah di
dermaga untuk muatan general cargo
c) . Cukupnya kapasitas cadangan untuk
mengerjakan keperluan yang berulang-ulang pada suatu pelabuhan
d) Cukupnya dana bagi peralatan yang
modern
7. Pemeliharaan
a) Adanya kebijakan pencegahan (policy
preventive dan running maintenance)
b) Cukup tenaga ahli untuk memelihara
peralatan dan tersedia suku cadang yang cukup
c) . Adanya standardisasi dari
peralatan yang ada
8. Prosedur
penyelesaian dokumen
a) Penyampaian dokumen kepada yang
berwenang tepat waktu
b) Dokumen yang diajukan kapal harus
falid sehingga tidak terjadi kekeliruan data
c) Menginovasi dokumentasi dan cara
pemrosesannya agar tidak ketinggalan jaman.
9. Akibat
keadaan
a) Mempersiapkan peralatan yang modern
sehingga bisa mengantisipasi segala keadaan cuaca
b) Mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas sehingga bisa mengupayakan antisipasi terhadap pengaruh musim
dan cuaca yang bisa berubah buruk
10. Fungsi
dan lokasi pelabuhan
a) Mengoptimalkan pelabuhan dalam
mengelola lahan cadangan
b) Mengefisiensikan pemakaian dermaga.
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan tentang
upaya mengatasi lambatnya pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE yang
ada pada bab – bab sebelumnya, maka dari makalah ini dapat diambil kesimpulan :
1. Penyebab dari lambatnya proses
pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE disebabkan oleh proses sandar
kapal belum tepat waktu, kurangnya koordinasi dalam proses pembongkaran, tidak
adanya ship crane atau keran kapal, buka tutup palka harus satu persatu dan
sarana pengangkut yang kurang efektif dan kendala kemacetan di pelabuhan.
2. Masalah pokok dari penyebab
lambatnya proses pembongkaran feldspar curah di kapal MV. JADE yang ditentukan
melalui metode U.S.G adalah karena proses sandar yang belum tepat waktu.
3. Proses sandar yang belum tepat waktu
bisa disebabkan oleh faktor eksternal dan internal dan bisa diatasi dengan
rencana dan manajemen yang tepat, buruh yang berkualitas, koordinasi dan lalu
lintas yang lancar, operasi, pemeliharaan dan prosedur penyelesaian dokumen
yang baik, mengantisipasi akibat keadaan dan mengoptimalkan fungsi dan lokasi
pelabuhan.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan SDM di
pelabuhan terutama yang menangani operasional sehingga akan memperlancar
operasi di pelabuhan, prosedur penyelesaian dokumen sebaiknya disesuaikan
dengan keadaan sekarang sehingga tidak ketinggalan jaman, melakukan perubahan
peraturan dan undang-undang agar barang lebih mudah keluar/masuk pelabuhan.
2.
Agar proses bongkar feldspar di
kapal MV. JADE berjalan lancar sebaiknya pihak awak kapal mempersiapkan dokumen
kapal dan dokumen muatan sebelum tiba di pelabuhan bongkar, adanya koordinasi
yang baik antara sesama awak kapal dan awak kapal dengan pihak pelabuhan akan
memperlancar operasi pembongkaran.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Mengapa bukatutup palka harus satu
persatu ?
2.
Faktor apa\ saja yang mempengaruhi
lambatnya pelaksanaan bongkar muat feldspart curah di kapal MV. JADE ?
3.
Jenis kapal apa yang di gunakan
untuk muatan curah ?
4.
Apa saja yang harus di perhatikan
saat bongkar muat ?
5.
Apa saja yang harus di perhatikan
crew kapal saat bongkar muat ?
6.
Kapan saatnya membuka palka saat
memuat v?
7.
Apa yang dimaksud dengan ship crane
?
8.
Mengapa ship crane sangatlah penting
?
9.
Mengapa koordinasi di atas kapal
sangatlah penting ?
10. Sebutkan
10 hal yang menjadi penyebab kongesti pelabuhan ?
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas Salim ; Manajemen
Transportasi, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, 2004.
Arwinas Dirgahayu ; Petunjuk Penanganan Kapal Dan Barang di Pelabuhan, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, Jakarta, 1999.
Dirk Koleangan ; Sistim Peti Kemas (Container System), Jakarta, 2008.
F. D. C Sudjatmiko ; Pokok-Pokok Pelayaran Niaga, Akademika Pressindo, Jakarta, 1995.
Hananto Soewedo ; Diktat Pelayaran Niaga, Jakarta, 1996.
Permasalahan pada pelabuhan : www.google.com
Bongkar muat : www.google.com
Macam2 petikemas : www.containerorg.com
Manajemen operasi dermaga : www.google.com
System manajemen yard : www.c3solution.com
Manajemen operasi lapangan : www.tpk-koja.co.id
Arwinas Dirgahayu ; Petunjuk Penanganan Kapal Dan Barang di Pelabuhan, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, Jakarta, 1999.
Dirk Koleangan ; Sistim Peti Kemas (Container System), Jakarta, 2008.
F. D. C Sudjatmiko ; Pokok-Pokok Pelayaran Niaga, Akademika Pressindo, Jakarta, 1995.
Hananto Soewedo ; Diktat Pelayaran Niaga, Jakarta, 1996.
Permasalahan pada pelabuhan : www.google.com
Bongkar muat : www.google.com
Macam2 petikemas : www.containerorg.com
Manajemen operasi dermaga : www.google.com
System manajemen yard : www.c3solution.com
Manajemen operasi lapangan : www.tpk-koja.co.id
copy bang
BalasHapusMau nanya Pak, apakah Alat bongkar muat curah kering paling efisien ini bisa bermanfaat di perusahaan bapak?
BalasHapus